Mazmur 31:9-16

Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; mataku kabur dan jiwa ragaku merana karena sakit hati.

(Mazmur 31:10)

 

 

 

Film Inside Out (2015) menceritakan berbagai perasaan yang ada di dalam diri seorang anak bernama Riley. Ada lima macam perasaan dominan, yakni riang, sedih, takut, jijik, dan marah. Riang (Joy) memegang kendali karena ada anggapan bahwa kesedihan itu merupakan beban yang tidak perlu atau tidak penting. Sampai suatu ketika Riley menghadapi krisis dan mereka menyadari bahwa kesedihan bukanlah sebuah perasaan yang harus selalu ditekan, disembunyikan, atau ditutupi. Kesedihan juga perlu diberi ruang. Ia tidak melulu berdampak negatif, tetapi ia dapat menjadi cara agar Riley berkembang dan belajar memahami dirinya serta membuat dirinya dipahami oleh orang lain.

 

Pemazmur tidak ragu untuk mengungkapkan penderitaan dan kesusahannya kepada TUHAN. Ia membawa semua kesesakannya kepada TUHAN dalam doa karena mengakui kelemahan bukanlah tanda kekalahan, melainkan langkah awal menuju pemulihan dengan mencari pertolongan- Nya. Melalui keterbukaan atas segala kelemahannya, pemazmur berserah total kepada pertolongan TUHAN. Dengan merengkuh luka, duka, dan ketidakberdayaan, pemazmur menyadari betapa ia membutuhkan TUHAN.

 

Youth, dalam menjalani hidup, kita lebih sering diajar untuk menjadi manusia yang kuat. Pada akhirnya, kebiasaan untuk menekan kesedihan dapat membuat kita bertumbuh menjadi pribadi yang tidak mengakui kelemahan diri sendiri. Kita menjadi pribadi yang tidak mau mencari pertolongan. Sebaliknya, kita perlu belajar merangkul kesedihan dan mengakui bahwa kita adalah manusia biasa yang memiliki kelemahan. Kita membutuhkan pertolongan Tuhan!

 

 

1. Apakah yang membuat pemazmur merasa sesak?
2. Apakah manfaat dari mengakui kelemahan diri?

 

 

Pokok Doa: Kesediaan mengakui kelemahan dan meminta pertolongan Tuhan.