Kisah Para Rasul 5:1-11

Dengan setahu istrinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lagi dibawa dan diletakkannya di depan kaki para rasul.

(Kisah Para Rasul 5:2)

Raka selalu dapat diandalkan di sekolah. Ia selalu aktif terlibat dalam setiap acara. Banyak pihak yang terbantu dengan keterlibatan Raka. Namun, akhir-akhir ini, Raka selalu menolak saat diminta menjadi panitia dalam setiap acara sekolah. Ternyata, terungkap bahwa motif Raka aktif terlibat adalah untuk mendekati Tina, ketua OSIS yang disukainya. Tina rupanya telah menolak cinta Raka, sehingga Raka tidak mau lagi terlibat. Wah, Teens, kirain tulus, ternyata modus.

Dalam suasana kehidupan jemaat perdana yang penuh dengan kemurahan hati, ternyata ada yang tergoda untuk memberikan persembahan dengan tidak tulus. Ananias dan Safira, pasangan suami istri, awalnya berniat menjual tanah milik mereka dan mempersembahkan seluruh hasilnya kepada para rasul untuk kepentingan gereja. Namun, hasil penjualan yang besar membuat mereka tergiur. Ananias dan Safira berbohong kepada para rasul bahwa yang mereka persembahkan adalah seluruh hasil penjualan. Mengapa mereka harus membohongi para rasul mengenai persembahan? Padahal, tidak ada yang memaksa mereka untuk menjual tanah dan mempersembahkannya. Motif Ananias dan Safira ternyata adalah keinginan untuk dilihat sebagai orang yang murah hati, tetapi mereka tidak rela memberikan semuanya. Akibatnya, keduanya mati seketika karena telah mendustai Tuhan.

Teens, tanpa sadar, motivasi kita dalam memberi atau berbuat baik bisa berubah dari tulus menjadi transaksional, yakni melakukan sesuatu dengan berharap balasan tertentu. Oleh sebab itu, mari kita selalu memaknai perbuatan baik kita sebagai rasa syukur karena Tuhan telah terlebih dulu berbuat baik kepada kita. Ingatlah, kasih Tuhan kepada kita tidak pernah bersifat transaksional atau dengan pamrih. Kasih Allah yang tulus itu patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.