Markus 11:15-19

Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut

rumah doa bagi segala bangsa? Namun, kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”

(Markus 11:17)

Beberapa tahun lalu, ada berita yang sempat viral terkait pemilihan ketua OSIS di sebuah sekolah. Disinyalir ada upaya dari oknum sekolah yang menganjurkan kepada para siswa untuk memilih ketua OSIS yang memiliki keyakinan agama tertentu. Diskriminasi, apa pun alasannya tidak dibenarkan karena menodai semangat keberagaman dan kesatuan.

Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai sosok yang antidiskriminasi. Ia tidak pernah tebang pilih dalam bergaul dan melayani siapa pun. Ia pun kerap mengkritik perilaku diskriminatif yang sering ditunjukkan oleh orang-orang beragama pada masa itu. Dalam teks Alkitab hari ini diceritakan Yesus membalikkan meja dan mengusir orang-orang yang berdagang di halaman Bait Allah. Pada saat itu, Bait Allah dibangun dengan beberapa bagian: ada ruang yang hanya boleh dimasuki para imam, ada bagian tempat beribadah bagi orang Yahudi laki-laki, dan ada bagian halaman yang diperuntukkan bagi orang-orang bukan Yahudi yang hendak menganut agama Yahudi. Mereka dilarang keras masuk ke bagian lebih dalam di Bait Allah. Kita membaca bahwa di bagian halaman itu juga dipakai sebagai tempat para pedagang menjual hewan-hewan kurban dan keperluan ibadah lainnya. Kita bisa membayangkan betapa riuhnya situasi di halaman Bait Allah dan situasi itu mengganggu ibadah orang-orang di sana. Lebih lagi, praktik perdagangan itu kerap menjadi permainan para imam yang dengan sengaja menolak hewan kurban yang dibawa oleh para peziarah dari jauh, memaksa mereka untuk membeli di area Bait Allah dengan harga lebih mahal. Tak heran Yesus murka!

Teens, sikap diskriminatif bertentangan dengan keberagaman yang Allah telah karuniakan bagi kita. Menjadi kewajiban kita untuk hidup dalam kerukunan di tengah keberagaman dan menolak praktik diskriminasi.