Bacaan: 1 Korintus 1:3-17

… supaya kamu semua seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

(1 Korintus 1:10)

Pada suatu hari Oma Aida dan Oma Bela bertengkar hebat. Oma Aida mengatakan bahwa khotbah Pendeta Andreas lebih bagus, berapi-api, bersemangat, dan tidak membuat jemaat mengantuk. Oma Bela membantah dan mengatakan bahwa khotbah Pendeta Agus lebih bagus karena suaranya penuh wibawa, lembut, dan tidak menggurui. Hal ini membuat Oma Aida dan Oma Bela bertengkar hebat membela pendeta yang mereka sukai.

Jemaat Korintus mengalami perpecahan. Ada di antara mereka yang mengidolakan Paulus, ada yang mengidolakan Apolo, dan ada yang mengidolakan Kefas. Mereka pun dinasihati agar memandang Kristus sebagai kepala sehingga mereka tidak terpecah belah. Orang Yahudi dan orang Yunani pun mempunyai banyak perbedaan, tetapi semua perbedaan tidak harus menyebabkan perpecahan.

Sahabat Senior, setiap orang boleh mempunyai pendapat. Bahkan di antara para sahabat, teman-teman dalam persekutuan, dan saudara kandung pun wajar terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan tidak harus mendatangkan pertengkaran. Perbedaan bisa memperkaya pandangan kita. Apabila kita merasa tidak nyaman karena orang lain memiliki perbedaan pandangan, mari kita mengingat dasar hubungan kita, yaitu kasih Kristus. Hanya Kristuslah yang dapat memulihkan perselisihan dan perpecahan.

DOA:

Ampuni kami ya Tuhan jika sering kami ingin dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain. Berikan kami kerendahan hati agar dapat menerima pendapat orang lain dengan hati yang legawa. Amin.