Mazmur119:89-96

Aku melihat bahwa segala kesempurnaan ada batasnya, tetapi perintah-Mu luas sekali.

(Mazmur 119:96)

 

 

 

 

Di media sosial Instagram kita mengenal sebuah tagar #bodygoals. Pengguna tagar ini seakan mau menunjukkan bahwa yang bisa mencapai standar body goals adalah mereka yang bertubuh sempurna. Contoh standar body goals yang bersifat subjektif adalah badan kurus, kulit putih, atau tubuh berotot. Orang-orang berusaha mengejar predikat sebagai “si paling sempurna” demi mengikuti tren. Mengumpulkan likes dan mendapat pujian menjadi salah satu kebutuhan manusia media sosial masa kini. Semakin kesempurnaan dikejar, semakin terasa tak tergapai dan menimbulkan rasa terbatas dalam segalanya.

 

Mazmur 119:96 dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini berbunyi: ”Kulihat yang sempurna pun terbatas, hanya perintah-Mulah yang sempurna”. Pemazmur menyadari bahwa yang sempurna di mata dunia justru akan semakin memperlihatkan keterbatasannya. Bagi pemazmur tidak ada yang sejatinya sempurna di dunia ini. Semua berkembang, berubah, dan bergerak. Jika ada sesuatu yang dinilai baik hari ini, maka di hari esok akan ada yang lebih baik lagi. Oleh karena itu pemazmur percaya bahwa yang sempurna hanyalah firman TUHAN. Dalam kebenaran firman TUHAN pemazmur belajar untuk bergantung kepada-Nya, dipimpin untuk menjalani hidup sesuai kehendak-Nya, dan merasakan kasih-Nya. Itulah yang membuat hidupnya menjadi sempurna. Bukan tentang apa yang dunia cari, melainkan tentang apa yang ia temukan dalam firman-Nya.

 

Youth, semakin hari kita akan semakin menyadari bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini. Semuanya fana dan tak ada yang abadi. Hanya dengan hidup dalam kebenaran firman Tuhan yang sempurna, kita akan mengerti hal terpenting dalam hidup ini, yaitu berjalan bersama-Nya.

 

 

 

1. Mengapa pemazmur mengatakan firman Tuhan itu paling sempurna?
2. Mengapa manusia memiliki kecenderungan ingin menjadi sempurna?

 

 

Pokok Doa: Kesederhanaan dan komitmen untuk hidup menaati firman Tuhan.