Amsal 30:1-10

…Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.

(Amsal 30:8)

 

 

 

 

“Kak, selain paket A, nggak mau sekalian nambah buahnya? Kebetulan ada promo, beli paket A tinggal menambah 20.000 rupiah saja sudah dapat buah.” Apakah kamu sering mendengar kalimat-kalimat promosi semacam ini? Atau mungkin melihat notifikasi dari aplikasi kesayangan yang memuat promo sejenis? Ya, kalimat promosi selalu menarik hati, membuat kita tidak mau ketinggalan untuk menikmati promo yang sedang ditawarkan. Kita lupa bahwa promo-promo tersebut sejatinya sedang membuat kita mengeluarkan lebih banyak uang. Karena itu, tantangan laten manusia adalah soal kecukupan.

 

Penulis Amsal hari ini juga menyampaikan bahwa kebijaksanaan menolongnya untuk bisa berkata cukup. Kalau ada yang mengatakan bahwa persoalan kecukupan hanyalah milik orang kaya yang akan digoda untuk menghabiskan hartanya, jelas salah. Sebab seorang yang tergolong miskin pun dapat terjebak dalam perasaan tidak cukup yang dapat membuatnya menjadi seorang pencuri dan mencemarkan nama Allah (ay. 9). Maka yang paling tepat adalah memohon agar Tuhan memberikan yang menjadi bagian kita: pas atau cukup.

 

Youth, Amsal hari ini tentu menyadarkan kita bahwa perihal kecukupan bukan hanya ada dalam Doa Bapa Kami. Maka mulai hari ini, mari kita membiasakan diri untuk makan, minum, dan membeli keperluan lainnya dengan porsi yang pas. Semakin sering kita membiasakan diri dengan porsi yang pas, maka semakin tenanglah kita saat promo dan tren baru menggoda kita. Semakin mudahlah kita berkata: ini saja yang kuperlukan, sudah cukup, terima kasih.

 

 

1. Keadaan seperti apa yang dirindukan oleh penulis Amsal?
2. Promo atau tren apa yang paling membuatmu sulit berkatacukup?

 

 

Pokok Doa: Mampu hidup dalam rasa cukup.