Yohanes 13:1-17, 31b-35

Jadi, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, kamu pun wajib saling membasuh kakimu.

(Yohanes 13:14)

Dalam tradisi orang Yahudi di zaman Tuhan Yesus, pembasuhan kaki merupakan sebuah ungkapan keramahtamahan seorang tuan rumah kepada tamunya. Umumnya, tuan rumah akan menyediakan sebuah tempayan berisi air bersih di depan rumahnya agar para tamu bisa mencuci kaki mereka sebelum masuk ke dalam rumah. Jika tuan rumah cukup kaya, ia juga akan menyediakan seorang budak untuk melayani para tamu dengan mencuci kaki mereka.

Pada malam terakhir, Tuhan Yesus mengadakan perjamuan bersama murid-murid-Nya. Tuhan Yesus mendapati bahwa murid- murid-Nya duduk makan tanpa membasuh kaki mereka. Karena itu, Ia bangun, mengikat pinggang-Nya seperti seorang budak, mengambil sebuah baskom berisi air dan membasuh kaki murid- Nya satu persatu. Ia yang adalah Guru dan Tuhan mereka dengan tidak segan dan enggan, membasuh kaki mereka. Melalui semua itu, Tuhan Yesus ingin mengajar mereka agar memiliki kesediaan untuk menyatakan keramahtamahan dan melayani seorang terhadap yang lain, sama seperti yang Tuhan sudah lakukan.

Sahabat Senior, pada umumnya orang lebih suka dilayani daripada melayani. Namun, Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak hanya menunggu dilayani, melainkan juga mau melayani seperti Dia.

DOA:

Bapa, beri kami kesanggupan untuk melepaskan ego kami yang ingin dihormati dan dilayani. Beri keberanian untuk merendahkan diri, menyatakan keramahtamahan dan melayani sesama kami seperti Tuhan sudah melayani kami. Amin.