Keluaran 4:1-17

Lalu sahut Musa, “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku…?”

(Keluaran 4:1)

Rasa ragu adalah pengalaman emosional yang wajar kita alami. Kebanyakan orang pernah merasa ragu, terutama ketika dihadapkan pada keputusan penting atau perubahan besar dalam hidup. Sebenarnya, rasa ragu dapat membantu kita untuk berefleksi dan mengambil keputusan dengan lebih berhati-hati. Namun, jika rasa ragu tidak dikelola, ia dapat menjadi sesuatu yang menghambat seseorang untuk berkembang. Sebuah ungkapan mengatakan: “Keberanian bukanlah ketiadaan rasa ragu, tetapi kemampuan untuk mengatasi rasa ragu”.

Ketika Tuhan memanggilnya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa diliputi oleh keraguan yang besar. Musa tidak yakin bahwa bangsa Israel akan percaya dan mendengarkannya. Tidak hanya itu, Musa juga merasa bahwa dirinya tidak pandai berbicara. Namun, menjawab setiap keraguan Musa, Tuhan memberikan peneguhan dan tanda-tanda ajaib kepadanya. Melalui tanda-tanda tersebut, Tuhan hendak meyakinkan Musa bahwa kuasa-Nya hadir dan menyertai Musa dalam tugas yang harus dijalaninya. Walaupun begitu, sampai akhir percakapan, Musa masih saja merasa ragu. Ia bahkan meminta Tuhan untuk mengutus orang lain. Kemudian dengan tegas Tuhan menjawab bahwa Harun akan menemani Musa dan menjadi penyambung lidah baginya.

Youth, ketika kita harus melakukan suatu hal, bisa jadi ada banyak keraguan yang muncul dalam diri kita. Hari ini, firman-Nya menyatakan bahwa Tuhan mendukung dan menyertai kita dalam setiap tugas yang dipercayakan. Penyertaan Tuhan memang tidak meniadakan kerja keras dan perjuangan. Namun, bersama-Nya, kita tahu bahwa apa yang kita lakukan tidaklah sia-sia.

1. Ketika Tuhan memanggilnya, mengapa Musa merasa ragu?
2. Hal-hal apa sajakah yang seringkali membuatmu merasa ragu?

Pokok Doa: Keberanian untuk memulai sesuatu.