Bacaan: Mazmur 75

Segala tanduk orang fasik akan Kupatahkan, tetapi tanduk-tanduk kekuatan orang benar akan ditinggikan. (Mazmur 75:11)

Dalam budaya suku Toraja di Sulawesi Selatan, tanduk kerbau mengandung makna tertentu. Banyak orang memajang tanduk kerbau di depan rumah adatnya. Ada yang jumlahnya puluhan, bahkan ratusan. Tanduk-tanduk ini menunjukkan bahwa kaum keluarga pemilik rumah adat itu telah mengadakan upacara pemakaman, di mana mereka mengurbankan sejumlah kerbau. Semakin banyak jumlah tanduk kerbaunya, berarti semakin tinggi status sosialnya. Namun pada masa kini, kehormatan di tengah masyarakat tidak lagi ditentukan oleh jumlah koleksi tanduk kerbau. Setiap orang dinilai berdasarkan perbuatan- perbuatannya.

Sahabat Senior, pemazmur juga menggunakan tanduk sebagai simbol, yakni simbol kekuatan dan kehormatan. Pemazmur menegaskan bahwa Allah akan mematahkan kekuatan dan kehormatan orang fasik. Sebaliknya, kekuatan dan kehormatan orang benar akan ditinggikan Allah. Ini adalah puji-pujian atas kekuasaan Allah, bahwa hanya daripada-Nyalah segala kekuatan dan kehormatan yang kita miliki.

Sahabat Senior, kita tak perlu meninggikan diri di hadapan orang lain. Cukup dengan hidup benar dan setia pada firman- Nya, maka Allah sendiri yang akan meninggikan kita.

DOA:

Ya Tuhan, ajarlah kami hidup sebagai orang yang telah Engkau tinggikan, sebagai orang-orang yang telah Engkau kuduskan sebagai satu keluarga Allah. Amin.