Ayub 4:1-21

“Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.”

(Ayub 4:8)

 

 

 

Di sebuah kafe, Mela dan Floren tengah bertemu untuk berbincang. Dengan penuh kesedihan, Mela bercerita tentang patah hati yang ia alami. Selama Mela bercerita, Floren tidak menyela, tidak mencoba memberikan solusi yang terburu- buru, dan tidak juga mencoba meminimalkan perasaan Mela. Floren hanya mendengarkan dan memberikan bahu untuk Mela bersandar. Ketika Mela selesai bercerita, dia merasa lebih lega. Mela bersyukur karena di tengah situasi sulitnya, ia memiliki seorang sahabat yang bisa mendengarkan dengan penuh perhatian dan mencoba berempati pada keadaannya.

 

Elifas adalah salah satu dari tiga teman yang datang untuk memberikan penghiburan kepada Ayub yang sedang mengalami penderitaan yang luar biasa. Saat menemui Ayub, Elifas membawa pemahaman orang Israel bahwa Allah pasti menghukum orang yang berbuat jahat. Karenanya, walaupun Ayub dikenal saleh dan baik, menurut Elifas, penderitaan dan hukuman Ayub terjadi karena ada kesalahan yang sudah dilakukannya. Elifas belum sepenuhnya memahami penderitaan Ayub, tetapi dengan segera ia sudah memberi penilaian. Terhadap sikap Elifas, Ayub pun merasakan kekecewaan.

 

Youth, sesungguhnya setiap orang sedang berjuang di tengah persoalan hidupnya masing-masing. Ketimbang menjadi pribadi yang mudah menilai dan menghakimi, marilah kita mengembangkan sikap mendengarkan dengan empati. Kehadiran kita mungkin tidak akan menyelesaikan persoalan orang tersebut. Namun, ketika kita mendengarkan dengan empati, kita dapat menolong orang lain untuk merasakan kelegaan dan akhirnya bisa berpikir dengan lebih jernih.

 

 

1. Bagaimana sikap Elifas terhadap penderitaan Ayub?
2. Bagaimana cara kita menunjukkan sikap mendengarkan dengan empati?

 

 

Pokok Doa: Kemampuan untuk mendengarkan dengan empati.