LAMBAT UNTUK MARAH
Yakobus 1: 19-21
… Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
(Yakobus 1:19)
“Di, kok kamu tidak langsung marah ketika sepatumu disembu- nyikan Bandi?” tanya Edo kepada Didi. Didi pun menjawab, “Aku tidak mau menjadi pemarah, Do, walaupun sebenarnya aku kesal. Aku belajar menahan diri dan sekarang pun Bandi sedang menanggung akibat dari perbuat- annya.”
Adik- adik, mari kita membaca Yakobus 1: 19-21! Penulis surat Yakobus memberikan nasihat agar setiap orang cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Mengapa? Sebab, kemarahan yang tidak pada tempatnya justru bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Adik-adik, sebagai anak-anak Tuhan, bukan berarti kita tidak boleh marah. Marah boleh, tetapi diungkapkan dengan baik. Jangan sampai kita menjadi pemarah, atau bahkan sampai menjadi pendendam. Tuhan kiranya terus memampukan kita.
Doa: Bapa di Surga, aku tidak mau menjadi anak yang pemarah. Tolong mampukan aku,
Bapa. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama