Hakim-hakim 6:1-10

Namun, orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Sebab itu, TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian selama tujuh tahun.

(Hak. 6:1)

Dalam tradisi kuno, cambuk menjadi simbol hukuman yang menakutkan. Jika seseorang melakukan kesalahan atau membangkang, maka hukuman cambuk menjadi konsekuensi yang harus diterima. Namun, dalam dunia balap kuda, cambuk memiliki perspektif lain, yakni motivasi. Cambukan yang diberikan kepada kuda merupakan bentuk stimulus agar berlari lebih cepat dan lebih baik.

Alkitab banyak menunjukkan kisah bagaimana Allah mendidik umat-Nya melalui hukuman yang diibaratkan sebagai cambuk. Bacaan hari ini mengisahkan bagaimana Allah menyerahkan orang Israel ke tangan bangsa Midian tujuh tahun lamanya untuk mendidik dan membentuk mereka karena telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Hasil panen orang Israel dimusnahkan, ternak mereka dihabisi tanpa sisa. Hal ini mendatangkan kesusahan luar biasa dan orang Israel menjadi melarat. Dalam situasi ini, Tuhan mengutus nabi-Nya untuk mengingatkan sebab dan akibat jika Israel tidak hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Sekalipun demikian, Allah tidak pernah meninggalkan umat- Nya. Ia mendidik dengan “cambuk” agar umat-Nya menjadi semakin baik.

Youth, kadang kita merasa sedang dicambuk atau dihukum Tuhan melalui berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan. Cambukan itu dapat menjadi sarana evaluasi diri di hadapan Tuhan agar kita menjadi pribadi yang semakin berkenan kepada-Nya. Ingatlah, Tuhan tidak menghancurkan kita melalui pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, Ia mencambuk agar kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih setia, dan lebih berkenan kepada-Nya. Belajarlah

dari tiap cambukan yang mungkin Youth alami!

1. Apa saja akibat yang dialami bangsa Israel ketika melakukan yang jahat?
2. ”Cambukan” apa yang pernah Youth terima dan bagaimana memaknainya?

Pokok Doa: Belajar memaknai didikan Tuhan melalui “cambukan”.