Imamat 24:5-9

“Engkau harus mengambil tepung terbaik dan membakar dua belas roti bundar darinya.”

(Im. 24:5)

Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menunjukkan performa terbaik. Performa yang buruk akan mengancam karier. Oleh karena itu, pekerja profesional akan berusaha memberikan kualitas terbaik dalam pekerjaannya. Hal ini dipandang sebagai hal yang wajar dan seharusnya, sebab ia akan menerima upah atas pekerjaannya. Bagaimana dengan pelayanan yang dilakukan dengan sukarela? Apakah kita tidak perlu memberikan yang terbaik? Karena bersifat sukarela, kita sering kali tidak dapat menuntut setiap orang untuk berkomitmen pada pelayanan. Misalnya, ada yang datang terlambat bertugas dalam Kebaktian Minggu, ada yang bertugas tanpa melakukan persiapan, bahkan ada yang tidak datang meski sudah dijadwalkan.

Imamat 24:5-9 memuat aturan mengenai roti sajian dalam ibadah umat Israel di Kemah Pertemuan. Aturan ini mengharuskan roti sajian tersebut dibuat dari tepung yang terbaik. Roti sajian tersebut disusun menjadi 2 bagian dengan masing-masing susunan terdiri dari 6 roti bundar. Jadi, totalnya ada 12 roti. Roti adalah simbol kehidupan, karena roti merupakan makanan sehari-hari bangsa Israel. Sedangkan angka 12 di sini mewakili 12 suku Israel. Roti sajian ini bukan hanya soal aturan dalam peribadatan umat Israel. Roti sajian ini adalah simbol dari pemberian terbaik dalam keseluruhan diri kita kepada Tuhan.

Youth, jika kita menghayati bahwa pelayanan yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, bukankah seharusnya kita juga berusaha memberikan yang terbaik? Berikanlah waktu, talenta, tenaga, pemikiran, dan komitmen yang terbaik untuk Tuhan. Tuhan sendiri telah memberikan yang terbaik untuk kita, yaitu nyawa-Nya demi keselamatan kita.

1. Melambangkan apakah 12 roti sajian?
2. Apa persembahan terbaik yang ingin kita berikan pada Tuhan?

Pokok Doa: Komitmen untuk memberikan yang terbaik dalam pelayanan.