KETIKA AKU SEDIH
“TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
(Ayub 1:21)
“Di, aku kangen dengan Oma Lusy. Jika Oma masih ada, ia pasti sudah sibuk memasang bendera,” kata Kiki dengan muka sedih kepada Didi. “Sekarang Oma Lusy sudah tidak bersama dengan kita. Namun, kita bersyukur Tuhan memberi kita kesempatan untuk mengenalnya,” ujar Didi kepada Kiki.
Adik-adik, kehilangan orang yang kita kasihi pasti membuat kita bersedih. Sama seperti yang dialami oleh Ayub. Mari kita baca Ayub 1:13-22! Ayub kehilangan seluruh hartanya. Ternaknya dicuri orang. Semua anak-anaknya meninggal. Semua itu membuatnya sangat bersedih. Saking sedihnya Ayub merobek jubahnya. Ia mencukur kepalanya. Namun, ia tidak marah pada Tuhan. Ia justru tetap memuji Tuhan.
Adik-adik, mengapa Ayub tetap memuji Tuhan? Sebab, ia percaya meskipun situasinya tidak menyenangkan, Tuhan tetap mengasihinya. Tuhan tidak meninggalkannya. Ayo kita belajar seperti Ayub! Memuji Tuhan dalam segala keadaan. Tidak hanya ketika keadaan kita baik-baik saja, tetapi juga ketika kita sedang bersedih.
Doa: Bapa di Surga, aku mau memuji-Mu setiap saat. Dalam nama
Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama