Yesaya 53:1-12

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

(Yes. 53:4)

 

 

Dalam Yesaya 53 tersirat sebuah pertanyaan yang terlintas dalam pikiran orang-orang percaya selama berabad-abad: Bagaimana kita mengetahui bahwa Tuhan sedang bertindak ketika tanda-tanda yang kita lihat malah tampak tidak meyakinkan atau bahkan kontradiktif? Inilah perihal “Hamba Tuhan yang menderita”. Ketika tradisi kesalehan Israel menggambarkan ajaran Tuhan dengan aspek-aspek yang menarik (misalnya Mzm. 19:10), Ia justru tampil secara tidak menarik. Ketika sejarah Israel bersaksi tentang Tuhan yang berkuasa atas segalanya, Ia justru direndahkan. Ia menderita akibat dan karena kesalahan orang lain.

 

Secara misterius, menurut Nabi Yesaya, beginilah rencana Tuhan akan terlaksana (Yes. 53:10). Apa nilai dari penderitaan “Hamba Tuhan” ini? Bagaimana Ia bisa membebaskan orang lain? Bukankah kejahatan harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku? Bagaimana seorang “Hamba yang menderita” dapat mengatasi semua persoalan ini? Sosok yang ditampilkan kepada kita dalam Yesaya 53 menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sulit.

 

Youth, di tengah-tengah situasi yang sulit diperbaiki dan pengalaman penderitaan yang sulit kita mengerti, kita memerlukan campur tangan Tuhan. Sering kali kita menginginkan munculnya pribadi yang dapat membawa keadilan di tengah-tengah ketidakberdayaan yang kita rasakan dan langsung dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Namun, apakah kita berani menyambut kehadiran yang rendah hati dari Ia yang datang kepada kita bahkan dengan tanda-tanda yang kontradiktif sekalipun?

 

1. Apa saja ”tanda-tanda kontradiktif” dalam hidup Hamba Tuhan?

2. Bagaimana kita menyambut kehadiran Tuhan di tengah-tengah kesulitan?

 

 

Pokok Doa:

Tetap menyambut kehadiran Tuhan meskipun sulit dipahami.