
MARAH

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(Ef. 4:26-27)
Suatu kali saya mengajak anak saya yang saat itu berusia lima tahun ke sebuah pusat perbelanjaan. Ia minta dibelikan sebuah barang yang menurut saya kurang perlu. Maka, ia pun mengekspresikan kemarahannya dengan duduk di lantai di depan sebuah elevator dan menangis sekeras-kerasnya. Saya berusaha mengajaknya berbicara, tetapi ia malah menangis lebih keras. Mungkin Sobat Lansia pernah juga mengalami atau melihat hal serupa. Atau mungkin pernah melihat ekspresi kemarahan yang lain, misalnya tidak bertegur sapa atau melakukan tindak kekerasan fisik.
Siapakah orang yang tidak pernah merasa marah? Rasanya, setiap kita pernah mengalaminya. Tentu saja ini adalah hal yang wajar karena kita masih memiliki emosi. Namun, emosi yang wajar akan menjadi masalah saat kita membiarkan kemarahan menguasai seluruh emosi, hati, dan pikiran kita. Kita tidak
bisa lagi melihat persoalan dengan jernih dan objektif. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengingatkan agar kita tidak membiarkan kemarahan itu hadir lebih lama dari matahari terbenam dan jangan memberi kesempatan kepada Iblis. Mengapa demikian? Karena saat kita membiarkan kemarahan berkuasa lama dalam hati kita, maka hati kita akan dikuasai dendam dan kebencian, dan itu hal yang fatal.
DOA:
Tuhan, kadang kami membiarkan hati dan pikiran kami dikuasai kemarahan. Ampunilah kami, Tuhan. Berilah kami ketenangan dan hikmat untuk menguasai diri dengan baik dan mengampuni orang yang menyakiti kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama