MEMANG LIDAH TAK BERTULANG
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
(Yes. 50:4)
“Memang lidah tak bertulang ….” Inilah sepenggal bait lagu tempo doeloe yang cukup populer pada masa itu. Lagu itu hendak mengatakan betapa mudahnya orang membuat janji, semudah mengucapkan kata-kata, karena memang lidah tak bertulang. Berapa banyak orang yang tersakiti oleh kata-kata? Sebaliknya berapa banyak pula orang yang hidupnya dikuatkan, semangatnya diperbarui, harapannya diteguhkan, juga oleh kata-kata? Jadi kita pasti sepakat betapa pentingnya kata-kata itu.
Nabi Yesaya juga menyadari hal yang sama. Di tengah keterpurukan bangsanya, ia menyadari betapa pentingnya memiliki lidah seorang murid. Mengapa murid, dan bukan guru? Seorang murid akan menyadari bahwa dirinya butuh menyimak dengan baik perkataan sang guru. Murid tak boleh sok tahu. Apa yang ia dengar, itulah yang akan menjadi bekal baginya untuk memberikan semangat kepada orang di sekitarnya. Siapakah sebenarnya yang dimaksud sebagai guru di sini? Tak perlu diragukan lagi, pastilah Tuhan! Kita mengerti, di tengah situasi sulit sering kali kata-kata yang salah akan semakin memperburuk keadaan. Betapa kita butuh mendengarkan Tuhan yang menuntun hidup kita, sehingga kita betul-betul tahu bagaimana mengucapkan perkataan yang tepat.
DOA :
Tuhan, taruhlah perkataan-Mu di dalam hati dan mulutku, sehingga yang keluar darinya adalah hikmat dan kekuatan bagi banyak orang. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama