PERCAYA MUTLAK KEPADA ALLAH
Hakim-hakim 13:2-24
Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada
perempuan itu dan berfirman kepadanya ….
(Hak. 13:3)
Perjanjian Lama mengingatkan kita bahwa umat Allah hidup berdasarkan percaya pada janji TUHAN. Mereka berpegang pada janji yang biasanya merupakan inisiatif Allah. Ketika janji itu dibuat, banyak hal yang di luar nalar manusia. Misalnya, Israel yang tanpa raja akan dibuat menjadi bangsa yang besar; Abram yang tak punya anak akan dibuat banyak keturunannya; Sara yang sudah tua akan memperoleh anak. Kini, istri Manoah yang mandul akan mengandung dan melahirkan. Semua hal yang di luar nalar itu merupakan ujian bagi manusia, percaya dan berpegang pada janji itu atau tidak.
Dasar dari janji adalah percaya. Percaya berasal dari credo (Latin). Kata kredit, utang piutang, berasal dari kata ini. Utang piutang terjadi karena ada kepercayaan. Percaya pada janji Allah merupakan pegangan Manoah untuk terus memelihara dan membesarkan kandungan istrinya dan Simson, anaknya, kelak. Padahal, Malaikat itu tidak memberikan bukti atau tanda apa pun kepada Manoah dan istrinya. Beriman adalah percaya mutlak pada Allah.
Beriman dengan penyerahan mutlak bukanlah tanpa tantangan dan godaan. Tanpa adanya bukti dan tanda adalah salah satu godaannya. Namun, kita tidak akan beriman mutlak jika hanya tergantung pada bukti dan tanda. Iman teruji ketika keragu-raguan dan kebimbangan begitu kuat menggoda dan menguasai keyakinan.
DOA:
Ajarilah saya untuk percaya mutlak pada pimpinan-Mu
atas pergumulan hidup saya. Amin.
Mzm. 89:2-5, 20-27; Hak. 13:2-24; Yoh. 7:40-52
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama