AKU LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”
(Mat. 11:29)
Hidup yang prihatin, kekurangan, dan susah di masa lalu sudah menjadi “trademark” dari kebanyakan kita, bukan? Kita masih bisa berkisah tentang makan bulgur, mesti ikut antri untuk membeli sabun cuci, gula pasir, minyak, dan beras. Mesti membantu orangtua kita membereskan rumah setiap hari. Atau ikut menjajakan barang dagangan. Makan jatah telur asin seperdelapan butir. Kita bisa berkata sekarang bahwa kondisi semacam itu membuat kita tegar dan kuat menghadapi kesulitan hidup. Kita jadi tidak rapuh dan gampang putus asa.
Tuhan Yesus mestinya tidak usah merasakan susahnya kehidupan duniawi ini. Bukankah Dia mahakuasa dan maha berdaulat? Tetapi Injil menceritakan bahwa Ia juga ikut mengalami kesusahan hidup manusia. Dalam kerendahan hati yang mendalam Dia justru menawarkan bantuan bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Untuk apa? Untuk berani menghadapi segala macam kesulitan hidup yang muncul. Kata “lemah lembut” bermakna “ulet,” “liat,” atau tidak gampang patah. Dia mau menularkan kemampuan-Nya itu kepada kita yang sedang menghadapi berbagai kesukaran untuk berani menerima dan menanggungnya. “Kamu sanggup,” kata-Nya.
DOA:
Tuhan, terima kasih untuk tawaranmu memberikan kepada kami
keberanian menghadapi hidup yang keras dengan tegar dan gagah
karena semua itu pas bagi kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama