RASA SAKIT
Wahyu 16:10-11
… malaikat yang kelima menumpahkan cawannya
ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya …
dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan ….
(Wahyu 16:10)
Suatu kali seorang siswa SD yang gemar bermain sepak bola terpeleset dan jatuh. Lututnya terluka dan mengeluarkan darah. Temannya berkata, “Ayo, kita ke ruang UKS untuk mengobati lukamu.” “Tidak, aku tidak apa-apa,” kata si anak yang jatuh sambil berusaha bangkit dari duduknya. Namun, ketika bangkit, ia terjatuh kembali karena kesakitan. Ia merasa kesal dengan kondisinya tersebut. Guru yang sedang berjaga di UKS segera merawat anak itu. “Kenapa sih mesti ada rasa sakit?” sang anak bertanya kepada guru tersebut sambil menampilkan wajah yang kesal.
Malapetaka kelima yang akan menimpa dunia adalah ketika malaikat menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap sehingga mereka menggigit lidah mereka karena ketakutan. Para penguasa Babel akan ketakutan karena Allah akan memberikan penghakiman yang hebat, sehingga mereka tidak sanggup berbuat apa-apa dan hanya merintih kesakitan akibat dosa-dosa yang dilakukan tanpa pertobatan. Bahkan, bisul pun akan menyerang mereka semua. Sebuah penghukuman yang bertubi-tubi tanpa belas kasihan.
Teens, tidak seorang pun yang ingin hidup dengan rasa sakit, baik sakit secara fisik maupun psikis. Jika ditanya mengapa Allah mengizinkan rasa sakit? Tentulah tidak ada maksud buruk Allah kepada anak-anak yang dikasihi-Nya. Maka, lihatlah hal itu secara positif. Mungkin kamu mengambil pilihan yang salah sehingga harus menanggung konsekuensi yang mengakibatkan sakit. Mungkin Allah ingin menegurmu lewat rasa sakit itu seperti ungkapan “Allah berbisik kepada kita di saat kita menikmati kesenangan, namun Dia berteriak kepada kita melalui kepedihan kita.” Kadang-kadang, dibutuhkan situasi yang menyakitkan untuk membuat kamu sadar telah memilih jalan yang salah, dan akhirnya kamu memilih untuk mengubah jalan. Bersyukurlah, karena Allah masih memberikanmu rambu-rambu dengan rasa sakit, itu bukti kepedulian-Nya.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama