MEMAAFKAN
“… dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami ….”
(Mat. 6:12)
Ketika Oma Lina masih muda, ia punya pengalaman yang sangat pahit dengan anaknya, Angkara, yang ketika itu masih seorang pemuda. Bahasa Angkara sangat kasar dan sering menyakiti hati ibunya. Namun, Oma Lina sangat sabar. Ia tidak pernah balik memarahi, apalagi mendendam. Ia tidak pernah bosan memaafkan anaknya, padahal anaknya selalu saja bicara dengan kasar dan marah-marah. Apakah memang sikap anaknya patut dimaafkan? Padahal anaknya sendiri tidak meminta maaf pada ibunya. Bukan, bukan karena anaknya patut dimaafkan, tetapi Oma Lina sadar, bahwa ketika ia memaafkan anaknya, maka hatinya pun lega.
Sobat Lansia, kita perlu belajar siap sedia memaafkan kesalahan orang yang menyakiti hati kita. Tidak menjadi soal, apakah orang itu patut dimaafkan atau tidak. Memaafkan bukan hanya demi kepentingan orang yang kita maafkan, tetapi terlebih utama demi diri kita sendiri. Dalam doanya, Tuhan Yesus mengajar kita, “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Memohon pengampunan pada Tuhan itu adalah kebutuhan kita. Sebab itu, ampuni terlebih dulu orang yang bersalah pada kita.
DOA:
Tuhan, tolong kami utuk tidak mengingat lagi kepahitan hidup kami.
Sebaliknya, ajar kami bersyukur dan memaafkan orang yang bersalah
dan menyakiti hati kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama