PENILAIAN SAAT KEMATIAN
“Seluruh Israel akan meratapi dia dan menguburkan dia …
sebab di antara keluarga Yerobeam hanya padanyalah terdapat sesuatu
yang baik di mata TUHAN, Allah Israel.”
(1Raj. 14:13)
Hidup Alfred Bernhard Nobel berubah setelah terjadi kekeliruan pemberitaan tentang kematiannya pada 1988. Sebuah surat kabar memberi judul obituarinya: Sang Pedagang Kematian telah Mati (The merchant of death is dead). Ia dituduh telah menjadi kaya dengan menemukan cara yang bisa membunuh manusia lebih cepat daripada sebelumnya. Ia pun kecewa karena membayangkan dunia akan mengingatnya seperti itu setelah kematiannya. Kekecewaan itu menginspirasinya untuk memberikan Hadiah Nobel Perdamaian.
Sobat Lansia, berdasarkan nubuatan Ahia, keluarga Yerobeam akan mendapat malapetaka. Semua laki-laki yang menjadi bagian keluarga itu akan dilenyapkan dan meninggal dengan cara memprihatinkan. Hanya Abia, anak Yerobeam yang, sekalipun meninggal, akan mendapat penguburan yang layak untuknya dan diratapi oleh bangsa Israel karena hanya dirinyalah yang dianggap baik dalam pandangan Tuhan. Kematian sungguh tidak terhindarkan. Namun, akankah orang memuji, bersedih, kehilangan, dan menilai kita sebagai seorang yang baik saat kita mati? Sobat Lansia, bagaimana kita ingin dikenang oleh orang lain tentunya akan mengubah banyak hal dalam seluruh kehidupan kita.
DOA:
Tuhan, kiranya kehidupan dan kematian
kami berguna bagi orang lain. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama