Mazmur 100

“Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita,

datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!”

(Mzm. 100:2)

 

 

 

Dalam hidup keseharian kita, tentu ada banyak kesibukan yang kita miliki; entah itu kesibukan kuliah atau kerja. Biasanya, kita selalu merasa bahwa akhir pekan adalah saat-saat yang menyenangkan. Kita bisa bermalas-malasan. Kita bisa tidur lebih lama dan bangun lebih siang. Bahkan, kesenangan akhir pekan bisa juga memengaruhi keinginan kita untuk beribadah. Demi ketenangan dan kesenangan diri sendiri, tidak jarang orang meninggalkan ibadah, misalnya lebih memilih tidur, ke mall atau rekreasi daripada beribadah ke gereja.

 

 

Bagi orang percaya, ibadah adalah hal terpenting. Ibadah adalah identitas orang beriman. Iman tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Dalam bahasa Yunani, ibadah memakai kata latreuo. Kata ini dapat diartikan: bekerja, menundukkan diri, melayani dan mengabdikan diri kepada Tuhan. Artinya, melalui ibadah, kita sedang menundukkan diri untuk mengungkapkan rasa hormat dan kagum kita kepada Allah. Ibadah tidak boleh dilakukan dengan paksa, namun dengan perasaan tulus dan kasih kepada Tuhan sebagai Pencipta, Penebus, Penyelamat sekaligus Gembala Agung kita. Kita beribadah dengan sukacita atas apa yang telah diperbuat Allah kepada kita. Selayaknyalah kita menyembah Tuhan, menyatakan syukur karena kasih-Nya, dan menyatakan tindakan kasih Allah kepada dunia melalui ibadah kita.

 

 

Youth, bagaimana kita memelihara ibadah kita selama ini? Apakah kita selalu rindu beribadah kepada Tuhan? Apakah kita tekun bersekutu di gereja? Apakah kita menikmati saat-saat ibadah kita kepada Tuhan? Tuhan sudah baik kepada kita. Beribadahlah kepada-Nya, juga nikmatilah ibadahmu.

 

 

1. Mengapa pemazmur begitu bersemangat untuk beribadah kepada Tuhan?
2. Hal-hal apa saja yang membuat kita malas beribadah?

 

 

Pokok Doa: Ketekunan untuk hadir dalam ibadah minggu