Ibrani 9:11-15

Karena itu, Dialah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima warisan kekal yang dijanjikan, ….

(Ibrani 9:15)

 

 

 

Dalam tradisi Yahudi, konsep imam (Kohen) yang mempersembahkan kurban memainkan peran penting dalam ritus keagamaan dan dalam hubungan antara umat dengan Tuhan. Seorang imam mempersembahkan kurban dengan cara yang ditentukan oleh Taurat. Darah hewan kurban akan dipercikkan pada mezbah untuk penebusan dosa. Pada hari raya khusus seperti Yom Kippur (Hari Pendamaian), seorang imam besar akan masuk ke dalam ruang maha kudus untuk mempersembahkan kurban penebusan dosa bagi seluruh bangsa. Konsep imam dan persembahan kurban membantu umat Yahudi untuk memahami pentingnya hubungan yang benar dengan Tuhan, terutama untuk dapat hidup dalam kesucian dan ketaatan.

 

Konsep tentang imam ini terekam kuat dalam Surat Ibrani yang menggambarkan Yesus sebagai Imam Besar. Namun, perbedaan terbesar antara Yesus dan imam besar lainnya adalah bahwa Yesus mengurbankan diri-Nya sendiri untuk menebus dosa manusia. Darah-Nya tercurah untuk membasuh setiap kenajisan lahiriah manusia. Selain itu, melalui Yesus, Sang Perantara, umat diperdamaikan dengan Allah. Umat yang karena dosa telah kehilangan kemuliaan Allah, kini diperdamaikan kembali oleh Yesus, Sang Imam Besar dan Perantara.

 

Youth, kita memiliki Yesus Sang Imam Besar, yang bersedia berkurban menebus kita dari dosa. Untuk mensyukuri pengurbanan tersebut, kita perlu menjalin relasi yang intim dengan Allah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan serius membangun kehidupan doa kita, giat bersekutu di gereja, dan secara konsisten hidup benar di hadapan Tuhan di mana pun kita berada.

 

 

 

1. Mengapa Yesus disebut sebagai Imam Besar?
2. Apa yang bisa anak muda lakukan untuk merespons pengurbanan Tuhan Yesus?

 

 

Pokok Doa: Mensyukuri pengurbanan Tuhan melalui berbagai cara positif.