Lukas 7:1-10

… “Aku berkata kepadamu: Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”

(Lukas 7:9)

Akhir-akhir ini, perilaku flexing atau pamer semakin marak terjadi. Perilaku pamer ini menyebar luas di berbagai media sosial dan menjadi konsumsi publik. Sadar atau tidak, perilaku ini memengaruhi sikap anak-anak muda. Kita menjadi mudah tergoda dan meniru perilaku yang sama, yaitu senang memamerkan apa yang kita miliki dan kehilangan kerendahan hati. Padahal salah satu sikap yang disenangi oleh Tuhan adalah kerendahan hati.

Kerendahan hati mencerminkan kekaguman dan kebergantungan kita pada karya Tuhan. Seperti yang dinyatakan oleh seorang perwira Romawi dalam Lukas 7:1-10. Meskipun ia adalah seseorang yang memiliki jabatan dan pengaruh yang besar, ia tidak menggunakannya untuk memegahkan dirinya sendiri. Dengan kerendahan hati, ia memohon pertolongan Tuhan Yesus, dan merasa dirinya tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya karena ia merasa bukan siapa-siapa dibandingkan kebesaran-Nya. Satu hal yang perwira itu percaya, yaitu bahwa Yesus dapat menyatakan karya pemulihan bagi hambanya yang sakit. Apa yang dilakukan oleh perwira ini membuat Yesus takjub akan iman dan kerendahan hatinya sehingga karya Tuhan nyata di dalam diri hambanya yang sembuh.

Teens, kerendahan hati dapat membawa kita pada kesadaran dan kebergantungan kepada kuasa Tuhan yang besar dalam kehidupan kita. Hal ini akan menumbuhkan iman kita sehingga kita selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap proses kehidupan yang kita jalani. Jadi, meskipun banyak orang yang berperilaku flexing atau pamer di sekitar kita, kiranya kita tetap menjadi anak-anak Tuhan yang rendah hati.