Lukas 2:8-18

Kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk segala bangsa.”

(Lukas 2:10)

Akhir-akhir ini perundungan menjadi kasus yang sangat mudah ditemukan di kalangan remaja. Bukan hanya di sekolah atau di tengah masyarakat, di lingkungan gereja pun bisa terjadi perundungan. Perundungan terjadi karena ada orang-orang yang bersikap diskriminatif terhadap kelompok yang dipinggirkan karena alasan tertentu. Karena itu, penting bagi orang Kristen untuk mengetahui bahwa kehadiran orang-orang yang berbeda dan dipinggirkan juga berharga di mata Allah.

Dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem, diceritakan bahwa kabar tentang kelahiran-Nya pertama kali diberitahukan bukan kepada raja atau para pembesar, melainkan kepada para gembala di padang. Pada zaman itu, gembala bukanlah golongan yang terhormat, melainkan kelompok yang sering kali diabaikan dan dipinggirkan. Namun, berita tentang keselamatan bagi dunia disampaikan melalui mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan, bahkan Allah merangkul orang-orang yang dipandang sebelah mata dan dipinggirkan. Melalui orang-orang yang dipinggirkan inilah, kabar sukacita bagi dunia diwartakan. Mereka yang dipinggirkan ini menjadi orang-orang yang dapat berjumpa dengan Sang Bayi Mulia

Teens, dari kisah di atas kita dapat belajar bahwa Allah tidak membeda-bedakan. Ia merangkul setiap orang tanpa kecuali. Jika Allah begitu mengasihi anak-anak-Nya dalam setiap perbedaan yang ada maka kita pun tidak boleh menjauhi orang lain karena perbedaan. Semua orang berharga di mata Tuhan. Sama seperti Allah merangkul kaum gembala, kiranya kita juga sebagai anak-anak-Nya dapat merangkul sesama tanpa membeda-bedakan.