Bacaan: 2 Korintus 5:6-15

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

(2 Korintus 5:15)

Egosentrisme adalah kecenderungan memusatkan perhatian pada diri sendiri dan menganggap diri sendiri sebagai yang paling penting. Sifat egosentris dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat. Misalnya isolasi sosial, ketidakmampuan membentuk hubungan yang mendalam dan bermakna, meningkatkan stres dan kecemasan, serta konflik di masyarakat. Beberapa ahli berpendapat bahwa kehidupan modern saat ini telah menjadi makin narsistik dan mendorong perilaku egosentris. Misalnya, iklan dan media sosial mendorong terciptanya kebutuhan untuk memiliki barang mewah dan simbol status. Nilai seseorang diukur berdasarkan kepemilikan materi dan penampilan luar. Banyak orang berlomba-lomba untuk mencari pengakuan diri di media sosial dan membuat mereka lebih berfokus pada bagaimana mereka dilihat oleh orang lain daripada hubungan yang autentik.

Sahabat Senior, Paulus mengatakan bahwa Kristus telah mati untuk kita agar kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Pengurbanan Kristus membebaskan diri kita dari sifat dan perilaku egosentris karena yang menjadi pusat kini bukan lagi diri kita sendiri, melainkan Kristus yang telah mati dan bangkit untuk kita. Pusat hidup kita bergeser dari diri sendiri ke Kristus.

Sahabat Senior, bagaimana orientasi hidup kita saat ini? Apakah masih sangat egosentris yang berpusat pada diri ataukah pada Kristus?

DOA:

Tuhan, kiranya hanya Engkaulah yang selalu menjadi pusat hidup kami. Amin.