Mazmur 39

“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku menyadari betapa fananya aku!

(Mazmur 39:5)

 

 

 

Henri Nouwen mengatakan bahwa memahami kematian adalah inti dari kehidupan. Melalui proses ini, kita belajar menghargai keindahan hidup tanpa melekat padanya seolah-olah itu kekal. Setiap momen dalam hidup, baik suka maupun duka adalah bagian dari proses mengenal kematian yang menolong kita untuk menemukan makna yang lebih dalam dari kehidupan.

 

Mazmur 39 mengajak kita untuk merenungkan makna kematian. Daud, dalam kesederhanaan dan kebijaksanaannya, memahami bahwa hidup manusia begitu singkat dan tak berarti di hadapan kemuliaan TUHAN yang kekal. Dalam refleksinya, dia mengingatkan bahwa kita semua hanyalah tamu sementara di dunia ini, bagaikan bayangan yang cepat berlalu. Namun, bukannya membuat Daud putus asa, kesadaran akan keterbatasan hidup justru mendorongnya untuk berharap pada TUHAN. Dalam kehidupan ini, kita sering menghindari pembicaraan tentang kematian karena merasa tidak nyaman. Namun Mazmur 39 mengajarkan kepada kita untuk berani menghadapi kematian. Dengan memahami keterbatasan hidup ini, kita dapat menghargai setiap momen dengan lebih baik. Kesadaran akan kematian juga mengingatkan kita bahwa harapan sejati kita hanya dapat ditemukan dalam Kristus.

 

Youth, kita diajak untuk tidak takut menghadapi kematian, melainkan memahaminya sebagai bagian dari pengalaman hidup yang tak terpisahkan. Sembari kita berjalan di bumi ini sebagai tamu sementara, mari kita letakkan harapan kita pada Kristus yang memberikan makna sejati dan keabadian bagi hidup kita.

 

 

 

1. Bagaimana Daud menggambarkan singkatnya hidup manusia?
2. Perubahan apa yang kamu alami dalam cara memandang dan mengalami hidup setelah merenungkan pesan dari Mazmur ini?

 

 

Pokok Doa: Bersyukur atas kehidupan yang dianugerahkan Tuhan dan menjalaninya dengan berharap hanya pada-Nya.