
KEFANAAN DIRI
Bacaan: Mazmur 39

Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku menyadari betapa fananya aku!
(Mazmur 39:5)
Seorang anak yang sedang membangun istana pasir di tepi pantai terlihat sangat bahagia. Namun, ketika istana pasir itu hampir sempurna, tiba-tiba datang angin kencang dan ombak menyapu istana pasir yang telah dibuat dengan susah payah itu dalam sekejap. Anak itu pun terdiam sejenak menyaksikan hal tersebut dan kemudian menangis. Sang ibu segera menghampiri anak itu dan menghiburnya. “Anakku, hidup memang seperti itu. Kadang kita membangun dan mengumpulkan sesuatu dengan kerja keras dan penuh pengorbanan, tetapi pada akhirnya hilang begitu saja. Namun yang terpenting, kita menikmati setiap proses yang ada saat kita membangunnya.”
Sahabat Senior, hidup kita ibarat istana pasir, sangat rapuh dan fana. Ada lalu sekejap tiada. Namun, terkadang kita lupa akan hal itu. Kita mengejar kekayaan, kekuasaan, dan kesenangan dengan mengorbankan banyak hal. Padahal, semua itu akan hilang. Pemazmur memohon kepada TUHAN agar ia bisa tahu umurnya yang terbatas. Mengetahui keterbatasan umur membuatnya menyadari kefanaan hidup. Ia tidak akan selalu ada dalam dunia ini.
Sahabat Senior, menyadari kefanaan hidup akan menyadarkan kita bahwa banyak hal dalam dunia ini yang tidak terlalu penting dan tidak perlu kita kejar sedemikian rupa dengan mengorbankan apa pun juga. Kita sadar semua itu akan segera lenyap dan berlalu.
DOA:
Tuhan, sadarkanlah kami akan kefanaan kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama