Amsal 13:3

Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang gegabah mulutnya, akan ditimpa kebinasaan.

(Amsal 13:3)

Setiap hari, Anna membagikan berbagai aspek kehidupannya di media sosial. Dari makanan yang ia makan, lokasi-lokasi yang ia kunjungi, hingga perasaan dan masalah pribadinya, semuanya ia unggah tanpa berpikir panjang. Suatu hari, Anna berbagi tentang permasalahan pribadinya dengan pacarnya, Rian. Ia berharap mendapatkan dukungan dan simpati dari teman-temannya di dunia maya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Beberapa teman menyalahkan Anna. Beberapa orang mulai menyebarkan cerita itu ke lingkaran yang lebih luas. Bahkan, ada yang membuat lelucon dari masalah pribadi mereka. Unggahan Anna menjadi bumerang baginya.

Amsal 13:3 mengajarkan bahwa menjaga perkataan adalah kunci untuk melindungi diri dari masalah dan kebinasaan. Orang yang bijaksana akan berhati- hati dalam berbicara, menghindari ucapan yang bisa menimbulkan konflik atau bahaya. Dengan mengendalikan perkataan, kita dapat memelihara keselamatan dan kesejahteraan kita, serta membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Ayat ini mengingatkan kita tentang kekuatan kata-kata dan pentingnya berbicara dengan bijak dan terkendali.

Teens, pernahkah kita mengunggah sesuatu di media sosial dan berharap mendapat dukungan dari kawan-kawan di dunia maya? Benarkah kita mendapat dukungan, atau justru hujatan? Orang yang bijak akan menimbang kata-katanya dengan hati-hati, menyadari tindakannya, dan menyadari risiko dari perkataannya. Kadang-kadang, dalam situasi marah atau stres, kita cenderung mengatakan hal-hal yang tidak kita maksudkan serta mengunggah sesuatu yang tidak seharusnya kita publikasikan. Di sinilah pentingnya mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakan, guna mencegah ucapan yang tidak terkontrol dan potensial merusak. Hati-hati ya!