Bacaan: Lukas 11:37-52

“… sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.”

(Lukas 11:52)

Siapa yang memegang kunci, bisa dibilang adalah orang yang memiliki otoritas atau kuasa tertentu. Seorang pendeta mengeluh, sebab jemaatnya sebenarnya menyediakan kendaraan mobil untuk pelayanannya. Namun, kunci mobil itu dipegang oleh bendahara jemaat. Sehingga setiap kali ia ingin menggunakannya, ia harus meminta izin sekaligus kunci mobil dari bendahara. Walaupun dijanjikan bahwa ia boleh menggunakan mobil itu dengan bebas, akan tetapi pada kenyataannya ia tidak pegang kuncinya. Hal itu membuatnya merasa tidak punya otoritas, baik atas mobil itu, maupun lebih jauh lagi, dalam hal kedudukannya sebagai pemimpin jemaat.

Rupanya, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada waktu itu memegang kuasa yang besar atas pengetahuan tentang kasih Allah. Mereka bersikap seakan sebagai pemegang kunci atas kasih Allah. Merekalah yang menentukan, siapa yang boleh menerima kasih Allah dan siapa yang tidak. Apabila ada orang yang mencari kasih Allah, mereka menghalang-halangi. Sikap mereka itulah yang dikecam oleh Tuhan Yesus.

Sahabat Senior, hari ini kita diingatkan bahwa setiap orang adalah pemegang kunci terhadap pengetahuan akan kasih dan kebenaran Allah. Termasuk juga kita sekarang ini. Kunci pengetahuan akan kasih Allah telah diberikan secara pribadi kepada setiap orang yang percaya melalui penebusan Yesus Kristus.

DOA:

Ya Tuhan, tolonglah kami agar kami menggunakan pengetahuan, pengalaman, maupun pengaruh kami untuk menyatakan kemuliaan-Mu di lingkungan di mana kami berada. Amin.