
Tujuh Hal yang Dibenci Tuhan
Amsal 6:12-19

Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba- tiba, sekonyong-konyong ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.
(Amsal 6:15)
Dalam dunia digital kita sering kali sulit membedakan antara berita yang benar dan yang bohong. Kita tanpa sadar sering meneruskan berita yang kebenarannya kita belum ketahui. Padahal berita bohong bisa berdampak fatal bagi banyak pihak. Dalam pergaulan, kita tidak senang jika bertemu dengan orang yang mulutnya tidak bisa dipercaya. Tentu tidak nyaman berelasi atau bekerja sama dengan seorang “bermulut serong”, munafik dan orang yang punya niat jahat. Pasti banyak orang tidak mau menjadi korban dari sikap buruknya.
Amsal hari ini menegaskan tujuh perkara yang dibenci TUHAN. Yang pertama adalah mata yang sombong, yang menunjukkan sikap angkuh dan merasa diri selalu benar. Ia tidak mau belajar serta dikritik dan karena itu akan terus melakukan perbuatan yang buruk. Perkara berikutnya adalah lidah dusta yang menyebarkan kebohongan. Lidah sulit dikuasai, tetapi kita harus belajar mengontrolnya. Allah juga membenci orang yang melakukan kejahatan, seperti tangan yang menumpahkan darah, hati yang merencanakan perkara jahat, dan kaki yang melakukan kejahatan. Perkara berikutnya adalah orang yang menimbulkan pertengkaran saudara (ay. 17-19). Semua hal yang disebutkan ini adalah dosa-dosa yang menyakiti sesama. Semua sikap ini dibenci TUHAN. Amsal mengatakan bahwa kehancuran mereka akan datang dengan tiba-tiba (ay. 15) karena perbuatan-perbuatan mereka dibenci TUHAN dan menjijikkan diri-Nya (ay. 16).
Teens, mungkin mulut kita tidak suka berbohong dan sikap kita tergolong baik. Namun cobalah periksa kehidupan di dunia digital kita. Adakah hoaks yang semakin tersebar karena kecerobohan kita? Apakah komentar kita pada konten teman membangun atau penuh dengan caci maki? Waspadalah pada apa yang dikatakan penulis Amsal bahwa kebinasaan bisa datang secara tiba-tiba.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama