Bacaan: Mazmur 120

Lama sudah aku menetap bersama orang-orang yang membenci perdamaian.

(Mazmur 120:6)

Mungkin akan mudah bagi kita untuk menyebut diri kita pencinta damai, apabila kita tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang juga mencintai perdamaian. Mudah bagi kita untuk membawa damai, apabila orang-orang lain juga menghendaki hal yang sama. Namun, seringkali itu hanya harapan yang jauh dari kenyataan.

Mazmur ini adalah nyanyian yang menggambarkan pengalaman pahit pemazmur, ketika ia tinggal sebagai orang asing di tengah bangsa yang memusuhi orang Israel. Bangsa yang membenci perdamaian akan selalu menginginkan perang, bahkan selalu berpikiran negatif, sehingga apa pun dapat menyulut kemarahan mereka. Situasi itu sangat menyesakkan bagi pemazmur. Namun, ia senantiasa percaya, bahwa TUHAN, Allahnya, akan senantiasa berada di pihaknya. Allah sendiri yang akan melepaskannya dari para pembenci damai itu dan memberikan kedamaian bagi umat-Nya.

Sahabat Senior, barangkali kita pun mengalami hal itu. Kita pencinta damai, kita menginginkan perdamaian, tetapi orang-orang lain sebaliknya: mereka benci perdamaian, bahkan mereka selalu menginginkan perang. Setiap gerak-gerik dan ucapan kita akan diamati bagaikan jerami kering yang oleh para pembenci damai akan disulut api. Dalam keadaan begitu, apa yang bisa kita lakukan? Ke manakah kita mencari pertolongan? Seperti pemazmur, satu-satunya pertolongan kita hanyalah Tuhan Allah.

DOA:

Ya Tuhan, betapa hubungan kami dengan orang-orang di sekitar kami tidak selalu mudah. Tolonglah kami dan berilah kami kebijaksanaan agar kami dapat membawa damai. Amin.