KETAATAN ISHAK
Kejadian 22:9-10
… Abraham mendirikan mezbah di sana, menyusun kayu, mengikat Ishak anaknya, dan meletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
(Kejadian 22:9)
“Hai, Meta, kenapa pagi-pagi mukamu cemberut begitu?” tanya Kiki, ketika mereka berpapasan di gerbang sekolah. “Uuh, biasalah Ki! Ibuku selalu bikin kesal. Pagi-pagi sudah cerewet! Suruh mandilah! Beresin tempat tidurlah!” “Huuh! Ibuku itu ibu yang paling cerewet sedunia!” lanjut Meta lagi.
Adik-adik, banyak anak yang suka membantah orangtuanya. Tapi tidak begitu dengan Ishak. Mari kita membaca Kejadian 22:9-10. Ishak tentu sudah tahu bagaimana cara orang mempersembahkan kurban. Jadi, ketika ia diikat ayahnya, lalu diletakkan di atas mezbah persembahan, Ishak tentu mengerti bahwa ia akan dijadikan sebagai kurban bakaran. Namun, ia tidak menolak. Ia tidak melawan. Ia taat kepada ayahnya, karena ia tahu bahwa itu dilakukan ayahnya sebagai tanda kasih dan ketaatannya kepada Allah.
Adik-adik, sebagai anak Tuhan, kita pun dipanggil untuk taat ke- pada Allah. Bukan dengan cara menjadi kurban bakaran di atas mezbah, melainkan dengan hidup seturut kehendak Tuhan. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan taat dan hormat kepada orangtua kita.
Doa: Bapa di surga, aku pun ingin menjadi anak yang mempersembahkan hidupku
kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama