Yesaya 12:2-6

Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dan tidak gentar…

(Yesaya 12:2)

 

 

 

Saat kita melakukan perjalanan dengan menggunakan alat transportasi umum seperti pesawat udara, kereta api, ataupun bus, kita tidak berusaha untuk mengetahui siapa yang mengemudikan moda transportasi yang kita tumpangi. Dengan mudah dan tanpa khawatir kita memercayakan keselamatan dan nyawa kita selama di perjalanan kepada orang yang tidak kita kenal. Kita tidak merasa sangsi akan kemampuannya untuk membawa kita ke tempat tujuan dengan selamat, meskipun selalu ada kemungkinan risiko dalam sebuah perjalanan.

 

Sikap menaruh kepercayaan penuh juga dinyatakan oleh Nabi Yesaya atas Allah Sang Sumber Keselamatan. Dalam situasi sebagai orang buangan di negeri asing, Yesaya tetap mengandalkan TUHAN. Dalam kesesakan, Nabi Yesaya tetap menyatakan keyakinan imannya, bahwa ia tak gentar karena Allah adalah keselamatannya. Sikap memercayai Allah sebagai penyelamat tentu tidak muncul begitu saja. Hal ini lahir sebagai hasil dari pengenalan akan pribadi-Nya. Kepercayaan itu dikuatkan oleh rasa syukur atas perbuatan- perbuatan besar TUHAN bagi umat-Nya.

 

Youth, dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan ketidakpastian, kita membutuhkan iman yang teguh kepada Allah. Semakin kita mengenal Allah, maka kita akan semakin mensyukuri kasih setia-Nya. Pengenalan akan Tuhan yang telah menyelamatkan umat-nya akan meneguhkan kepercayaan kita kepada-Nya. Dengan percaya kepada Allah yang penuh kasih setia, kita akan merasa aman untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, karena Dialah sumber keselamatan kita. Percayakanlah seluruh kehidupan kita hanya kepada Allah yang berkuasa dan memegang kendali atas hidup manusia. (EDP)

 

 

1. Mengapa Yesaya tetap percaya kepada TUHAN meskidalam pembuangan?
2. Adakah hal yang membuat Youth meragukan kuasa Allah?

 

 

Pokok Doa: Percaya penuh kepada Allah.