Rut 2:15-23

“Diberkatilah orang itu oleh TUHAN yang tidak menarik kembali kasih-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.”

(Rut 2:20)

Sejak kecil kita sudah dibiasakan untuk merespons kebaikan dengan menjadi pribadi yang tahu berterima kasih. Immanuel Kant, filsuf besar abad ke-18, pernah berujar, “Tidak tahu berterima kasih adalah inti dari kejahatan.” Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan ini mencerminkan adab seseorang. Oleh karena itu, kita selalu berupaya merespons kebaikan orang dengan tepat. Namun respons seperti apa yang perlu kita tunjukkan?

Teks kita hari ini menceritakan bagaimana Naomi dan Rut menerima kebaikan dari Boas. Rut dapat membawa pulang jelai setelah seharian bekerja di ladang Boas. Dengan keterbatasan yang mereka miliki, Naomi dan Rut tidak dapat membalas kebaikan itu secara materi. Naomi hanya bisa meresponsnya dengan sebuah doa, “Diberkatilah orang itu oleh TUHAN yang tidak menarik kembali kasih-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.” Doa ini memperlihatkan ketulusan hati Naomi. Ketulusan hati Naomi membuatnya mampu melihat kebaikan Boas sebagai bentuk kasih karunia Allah. Dengan begitu, Naomi yakin bahwa Tuhan pasti memberkati Boas.

Youth, hati yang tulus menjadi respons yang tepat untuk membalas kebaikan seseorang. Dengan ketulusan, kita tidak terjebak untuk mengukur pembalasan secara materi dan dalam bingkai hutang budi. Ketulusan membuat kita merasakan setiap kebaikan sebagai kasih karunia Tuhan. Dengan demikian, kita turut menjaga orang yang telah berbuat baik untuk terus merasakan kasih dan berkat Tuhan. Jangan menjadi penghambat berkat dengan respons kita. Mendoakan dan memberkati mereka dapat menjadi salah satu caranya.

1. Apa yang menjadi isi doa Naomi bagi Boas?
2. Hal-hal apa saja yang dapat menghambat orang merasakan berkat Tuhan?

Pokok Doa: Memiliki hati yang tulus untuk membalas kebaikan seseorang.