1 Tesalonika 1:2-3

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan mengingat kamu dalam doa kami.

(1 Tesalonika 1:2)

Kata apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang bermakna menghargai atau memuji. Apresiasi adalah sebuah sikap menghormati, menghargai, mengakui, bahkan dalam tahap tertentu, memuliakan. Wujudnya dapat berbentuk ucapan, tindakan, atau gestur dan bahasa tubuh. Setiap orang membutuhkan apresiasi. Dean R. Spitzer, seorang konsultan organisasi, merumuskan delapan kebutuhan dasar manusia. Ia menyebutnya dengan Human Desires. Salah satu dari delapan itu adalah desire for recognition atau hasrat untuk diakui, keinginan untuk mendapatkan apresiasi. Selain menyehatkan mental, apresiasi juga membuat seseorang lebih produktif.

Pengakuan dan penghargaan yang tulus disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Tesalonika. Paulus dalam suratnya mengucap syukur dan berterima kasih kepada jemaat yang telah berjuang dalam iman mereka kepada Kristus. Mereka telah menjadi teladan kesetiaan dan kasih bagi semua pengikut Kristus di seluruh Yunani. Perjuangan iman mereka tidaklah mudah. Ada dua hal besar yang menjadi tantangan bagi jemaat Tesalonika. Pertama, mereka hidup dalam lingkungan mayoritas yang politeis, yaitu menyembah banyak dewa. Kedua, mereka menghadapi penindasan dari kekaisaran Roma oleh karena iman mereka kepada Yesus. Dua perkara besar ini dapat mereka hadapi bersama Tuhan. Intimidasi, persekusi, dan tindak kekerasan tidak membuat mereka gentar. Iman mereka semakin kuat bahkan mereka menjadi teladan.

Teens, terima kasih untuk terus beriman dan percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Terima kasih karena kamu mau terus tekun beribadah. Terima kasih atas disiplin iman merenungkan firman Tuhan. Tentu saja, terima kasih atas imanmu yang diwujudkan melalui keseharian.