Obaja 1:1-9

“Keangkuhan hatimu telah memperdaya engkau. ”

(Obaja 1:3)

 

 

 

Di sebuah desa, hiduplah seorang pemuda bernama Adam. Adam dikenal di seluruh desa karena kecerdasannya. Ia selalu merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik dan tidak perlu mendengarkan orang lain. Ketika desa tersebut menghadapi kemarau panjang yang mengancam hasil panen, para tetua desa mencoba mencari solusi. Namun, Adam tidak peduli dengan saran mereka. Ia merasa bahwa dengan kecerdasannya, ia bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Akibatnya, Adam pun tertipu oleh kesombongannya sendiri. Bukannya bertambah baik, keadaan Adam di desa tersebut semakin lama semakin bertambah buruk. Adam pun akhirnya menyerah dan meminta pertolongan.

 

Dalam bacaan kita, Obaja berbicara keras menentang kesombongan Edom. Bangsa Edom adalah keturunan Esau. Mereka pernah memperlakukan Israel, keturunan Yakub, dengan sewenang-wenang. Kendati Edom hanyalah sebuah bangsa yang kecil, bangsa ini yakin bahwa tidak ada musuh yang bisa menghancurkan kota-kota benteng mereka yang dibangun tinggi di atas gunung batu. Edom juga membanggakan orang-orang bijak yang mereka miliki. Namun, Obaja menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang memberontak melawan Allah, termasuk Edom, yang bisa luput dari hukuman Allah. Kesombongan Edom adalah sesuatu yang sia-sia yang akan membawa mereka pada kehancuran.

 

Youth, kesombongan bagaikan jerat yang bisa memperdaya diri kita sendiri. Kesombongan membuat kita memiliki citra diri yang keliru di hadapan Tuhan dan sesama. Mari belajar merendahkan hati, bersedia mendengarkan orang lain, dan hidup bergantung pada Tuhan, bukan pada kekuatan diri sendiri.

 

 

1. Apa hal yang disombongkan oleh bangsa Edom?
2. Kesombongan seperti apa yang kerap ada dalam dirimu?

 

 

Pokok Doa: Kerendahan hati di hadapan Tuhan dan sesama.