8
Oct

Haruskah Jadi Apatis?

Ayub 9

“Semuanya sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang benar dan yang salah, kedua- duanya dibinasakan-Nya.”

(Ayub 9:22)

 

 

 

“Kalau gitu ngapain kita jadi orang baik? Toh mau jadi orang baik atau orang jahat sama aja, hidupnya sama-sama susah, ujungnya sama-sama meninggal.” Teens, pernahkah kamu mendengar ungkapan semacam itu? Atau pernahkah kamu sendiri mengucapkannya? Peristiwa apakah yang memicu orang atau dirimu sendiri mengatakan hal itu?

 

Umumnya, pendapat bahwa “semuanya sama saja” ini memang diungkapkan dalam kondisi kecewa atau bahkan putus asa melihat kehidupan yang serba tidak adil atau situasi yang serba sulit. Hal ini juga diungkapkan Ayub dalam penderitaannya. Bahkan ia berkata, “Bumi telah diserahkan ke dalam tangan orang fasik, dan mata para hakimnya telah ditutup oleh Dia; kalau bukan oleh Dia, oleh siapa lagi?” (ay. 24). Namun, ada yang menarik pada diri Ayub. Ia memang berpendapat kalau semuanya sama saja dan baik orang yang benar maupun yang salah pada akhirnya akan binasa juga. Namun, hal itu tidak membuatnya memilih kejahatan atau menjadi apatis. Ayub memutuskan untuk tetap berpegang pada prinsipnya, yakni tidak mau asal mengaku salah demi terhindar dari penderitaan. Ia tetap ingin diberitahukan apa kesalahannya (ay. 35). Pada akhir kisah, hal inilah yang membuat Ayub teruji sebagai orang benar.

 

Teens, ketika orang mengatakan “semua sama saja,” pendapat itu bisa mengarahkan mereka untuk memilih beragam sikap: bertindak jahat karena berpikir tidak akan ada konsekuensi, jadi apatis karena putus asa, atau mempertahankan prinsip dan tetap berlaku benar apa pun yang terjadi. Ayub memilih untuk tetap berlaku benar, bukan karena ia berharap segala sesuatu akan berubah, melainkan karena itulah yang sesuai dengan hati nuraninya. Bagaimana dengan kamu? Jika ternyata “semuanya sama saja,” manakah yang akan kamu pilih?

Multiple Ajax Calendar

October 2024
S M T W T F S
« Sep    
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama