Mazmur 42:6-12

…dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.

(Mazmur 42:9)

“When you’re happy, you enjoy the music, but when you’re sad, you understand the lyrics.” Begitulah bunyi sebuah quote. Ya, ketika kita sedang bersedih lalu mendengarkan sebuah lagu yang menyentuh, lagu itu seolah-olah memang ditujukan bagi kita. Kita pun kemudian terhanyut dalam lirik lagunya.

Nyanyian bisa jadi bukan hanya sekadar musik dan lirik. Nyanyian pun bisa menjadi sebuah doa yang dinaikkan dengan penuh perasaan kepada Allah. Di banyak bagian Alkitab kita bisa membaca bagaimana umat Israel berdoa kepada Allah melalui nyanyian. Salah satu contohnya adalah Kitab Mazmur. Kata mazmur berasal dari bahasa Ibrani, mizmor, yang artinya suara petikan alat musik dawai. Dalam bahasa Yunani, kata mizmor diterjemahkan menjadi psalmos dan diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi psalm. Mazmur saat ini dipahami sebagai kidung atau nyanyian pujian kepada Allah. Teks Alkitab hari ini merupakan sebuah nyanyian ratapan yang ditulis saat bangsa Israel berada dalam pembuangan di negeri Babel. Lirik nyanyiannya begitu menyentuh hati. Pemazmur mengungkapkan kerinduannya kepada Allah. Betapa Allah terasa begitu jauh meninggalkan dirinya dalam penderitaan di negeri yang asing. Jiwanya begitu tertekan dan sangat gelisah. Namun, betapa pun ia tetap berharap kepada Allah dan percaya bahwa Allah adalah penolongnya yang setia.

Teens, ada saatnya kamu mengalami masa-masa yang suram. Merasa begitu tertekan dan kesepian. Kesedihan membuatmu terpuruk begitu rupa. Tak ada kata- kata yang mampu mengungkapkan kepedihan hatimu. Kamu ingin berdoa, tetapi tak mampu. Sampaikan saja doamu dalam bentuk nyanyian. Ungkapkanlah perasaanmu dalam nyanyian dengan sepenuh hatimu. Seperti lirik nyanyian NKB 147, bagai rusa berteriak mencari sumber air sejuk, demikian pun jiwa kita berseru kepada Tuhan.