Keluaran 32:15-35

“Kamu telah berbuat dosa besar! Sekarang aku akan naik menghadap TUHAN. Barangkali aku dapat mengadakan pendamaian bagi dosamu itu.”

(Kel. 32:30)

Membenci perbuatan seseorang tanpa membenci orangnya merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam kenyataannya, kita seringkali membenci orang lain karena perbuatannya. Akibatnya, kita kehilangan cinta kasih, bahkan enggan mendoakan mereka yang telah berbuat salah. Bacaan kita hari ini dapat menginspirasi kita untuk tetap mengasihi si pendosa dan terus berupaya membawa mereka ke jalan yang Tuhan kehendaki.

Musa dengan tegas menunjukkan kesalahan dan dosa besar umat Israel yang membuat anak lembu tuangan sebagai bentuk ketidaksetiaan kepada Allah. Pada saat yang sama, Musa pun dengan keras menegur Harun yang membiarkan peristiwa itu terjadi pada saat ia menghadap Allah untuk menerima hukum Tuhan bagi Israel. Oleh karena perbuatan itu, Allah hendak membinasakan mereka. Namun Musa berusaha untuk meminta kepada Allah agar tidak menghukum umat-Nya itu. Musa membenci dosa-dosa umat Israel, tetapi menghendaki agar bangsa itu selamat dari murka Allah dengan bertobat dan kembali kepada Allah dalam kesetiaan. Musa mengenal Allah sebagai pribadi yang berlimpah kasih setia dan penuh pengampunan. Baginya, ada harapan bagi umat Israel.

Youth, membenci orang yang berbuat salah dapat membuat kita kehilangan kesempatan untuk menolong mereka kembali ke jalan Tuhan. Belajar dari Musa, membenci perbuatan yang tidak benar di hadapan Tuhan bukan berarti berhenti mendoakan dan menuntun orang yang berbuat salah kembali kepada jalan Tuhan. Bencilah dosanya, tetapi bukan si pendosa!

1. Apa reaksi Musa terhadap perilaku bangsa Israel yang tidak setia?
2. Bagaimana cara Youth melatih diri untuk mendoakan dan menuntun mereka yang berbuat jahat kembali ke jalan Tuhan?

Pokok Doa: Kemampuan untuk memilah antara dosa dan si pendosa.