UJIAN KETULUSAN
Bacaan: Mazmur 101
Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela. Kapankah Engkau akan datang kepadaku? Aku hendak hidup dengan ketulusan hati di dalam rumahku.
(Mzm. 101:2)
Rani menangis tersedu di depan Oma Lusi. Sambil memeluk sang cucu, Oma Lusi mencari tahu mengapa ia menangis. Rani bercerita bahwa dua orang teman baiknya ternyata menyebarkan berita bohong tentang dirinya. Rani begitu sedih dan terpukul sebab selama ini ia begitu percaya kepada kedua temannya. Ia begitu mengasihi mereka, tetapi dia tak mendapat balasan sepadan dari kebaikan hatinya. Oma Lusi menghibur Rani dengan berkata, “Ketulusanmu mengasihi mereka sedang teruji di saat kasihmu tak berbalas. Apakah kamu tetap mengasihi mereka?”
Sahabat Senior, pemazmur memaparkan cara hidup yang tak bercela di hadapan Tuhan. Ciri dari hidup yang benar di hadapan Tuhan antara lain adalah berkata benar, tidak sombong, berintegritas, serta memiliki hati yang tulus. Ketulusan adalah hidup tanpa kebohongan, apa adanya, serta tanpa curiga terhadap orang lain. Ketulusan tidak menuntut orang lain untuk membalas semua kebaikan. Karena itu, bagi pemazmur, ketulusan pertama-tama dilakukan dan teruji melalui kehidupan kita bersama keluarga, di dalam rumah kita sendiri. Apakah kita tetap mengasihi dan memaafkan anggota keluarga kita ketika ia bersalah? Di sinilah ketulusan kita diuji.
DOA:
Tuhan, anugerahkanlah hati yang tulus kepada kami, terutama ketika kami berada di tengah keluarga kami. Ketulusan untuk menerima setiap anggota keluarga kami apa adanya, serta memaafkan mereka yang bersalah kepada kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama