1 Raja-raja 3:16-28

…sebab hatinya tergetar oleh rasa sayangnya kepada anaknya itu…

(1 Raj. 3:26)

Melepaskan seseorang yang paling berarti demi kehidupan dan kebaikan orang tersebut bukanlah perkara mudah. Diperlukan keikhlasan yang sangat besar untuk bisa melakukannya. Demikianlah pelajaran dari kisah Salomo berikut ini.

Salomo harus mengambil keputusan yang adil ketika dua orang perempuan memperebutkan seorang bayi. Keduanya sama-sama berusaha meyakinkan Salomo bahwa bayi tersebut adalah anak mereka. Namun, dengan hikmatnya Salomo dapat menggunakan sebuah cara agar dapat mengetahui siapakah ibu bayi itu yang sesungguhnya. Salomo membangkitkan rasa kasih sayang dalam diri seorang perempuan yang sungguh-sungguh mengasihi anaknya. Sang ibu bersedia melepaskan haknya untuk memiliki sang anak jika hal itu dapat menyelamatkan nyawanya. Inilah cinta yang utuh, tanda keibuan sejati. Rasa sayang kepada anaknya yang membuatnya mau berkorban melepaskan anak itu, justru membuatnya memperoleh hak atas anaknya kembali.

Youth,terkadang kita bertikai memperebutkan sesuatu hal sehingga lupa untuk memperjuangkan atau mengutamakan kehidupan. Demi kepentingan kita, terkadang kita tidak merasa peduli jika seseorang kehilangan apa yang bermakna bagi hidup mereka. Kisah pertikaian kedua perempuan dalam bacaan hari ini mendorong dan menginspirasi kita untuk selalu berjuang dan mengutamakan cinta dan kehidupan, bahkan jika hal itu harus membuat kita melepaskan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti. Itulah tujuan yang paling mulia dalam kemanusiaan. Bukankah Tuhan Yesus pun berkorban sampai mati di kayu salib demi keselamatan kita?

1. Apa yang mendasari ibu pemilik bayi untuk rela menyerahkan anaknya?
2. Pengalaman kehilangan apa yang pernah Youth alami demi mempertahankan kehidupan?

Pokok Doa: Belajar melepaskan demi menghadirkan kehidupan.