2 Samuel 19:1-18

Lalu raja pun duduk di pintu gerbang…

(2 Sam. 19:8)

Salah satu karakter kepemimpinan yang penting adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain atau influence. Kemampuan meyakinkan orang dengan cara memengaruhi yang bersifat logis, emosional, atau kooperatif merupakan ciri penting dari pemimpin yang efektif dan menginspirasi. Pengaruh sangat berbeda dengan manipulasi, dan hal ini perlu dilakukan secara autentik dan transparan. Hal itu membutuhkan kecerdasan emosional dan kepercayaan.

Daud sangat berduka atas kabar kematian anaknya, Absalom. Duka mendalam ini dapat terlihat dari bagaimana ia menangis dan berkabung karena Absalom (ay. 1). Kemenangan atas perang berubah menjadi perkabungan. Kesedihan Daud yang mendalam menular ke seluruh negeri. Perkabungan dan ratapan tidak saja menjadi pengalaman personal Daud, tetapi juga pengalaman komunal bagi setiap orang yang mengikutinya. Dalam situasi ini, karakter kepemimpinan Daud diuji. Dalam kerapuhannya, ia belajar untuk meredakan dan memulihkan kesedihan orang-orangnya. Daud butuh dikuatkan, namun pada saat yang sama ia juga memiliki panggilan untuk menguatkan mereka yang bersama-sama dengan dia. Atas saran Yoab, Daud bangun, pergi ke luar dan berbicara menenangkan hati orang-orangnya. Saat Daud merasa tenang, semua orang yang bersamanya juga beroleh ketenangan.

Youth, ada banyak ujian untuk mengasah jiwa kepemimpinan seseorang. Memberi pengaruh yang meneguhkan adalah salah satunya. Kisah Daud mengajarkan kepada kita bahwa pemimpin itu dibentuk melalui pengalaman dan dikuatkan melalui proses belajar dan adaptasi.

1. Apa inti perkataan Yoab kepada Daud?
2. Upaya apa yang dapat Youth lakukan untuk mengasah jiwa kepemimpinan?

Pokok Doa: Menjadi orang muda dengan karakter kepemimpinan yang baik.