2 Samuel 6:6-12a

Tabut Tuhan berada di rumah Obed-Edom, orang Gat, selama tiga bulan. TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.

(2 Sam. 6:11)

Desmond Tutu meraih penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1984 atas usahanya yang tak kenal lelah untuk memperjuangkan persamaan hak manusia di Afrika Selatan. Pada waktu itu terjadi ketidakadilan di mana orang kulit hitam diperlakukan lebih rendah daripada orang kulit putih, yang disebut dengan politik apartheid. Karena melihat hal inilah ia memperjuangkan agar tidak ada pembedaan perlakuan terhadap orang-orang kulit hitam, supaya mereka juga dikasihi sebagai sesama manusia.

Filistin dan Israel adalah dua bangsa yang sulit untuk berdamai. Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, bangsa Filistin seringkali menyerang dan mengganggu bangsa Israel. Kisah Daud dan Goliat memberikan contoh bagaimana kedua bangsa ini saling berseteru. Meski demikian, bacaan Alkitab kita pada hari ini menunjukkan bagaimana Tuhan mengisihi semua bangsa. Tuhan tidak hanya mengasihi bangsa Israel, namun juga bangsa Filistin. Hal ini ditunjukkan ketika selama tiga bulan, tabut perjanjian berada di rumah Obed-Edom, orang Gat. Gat merupakan salah satu kota besar bangsa Filistin, bangsa yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan bangsa Israel. Meski demikian, Tuhan tetap memberkati Obed-Edom.

Youth, mungkin kita pernah bersikap pilih kasih. Kasih yang seharusnya ditujukan untuk semua orang, justru kita batasi. Kita hanya mengasihi orang yang baik, orang yang pernah menolong kita, atau orang yang sependapat dengan kita. Hari ini kita kembali diingatkan dan diajak untuk mengasihi semua orang, bahkan mereka yang tak bersikap bersahabat.

1. Bagaimana tabut perjanjian bisa ada di rumah Obed-Edom?
2. Mengapa kita seringkali tidak bisa mengasihi semua orang?

Pokok Doa: Terus mengasihi siapa pun tanpa membeda-bedakan.