Amsal 3:1-8

Janganlah engkau menganggap dirimu bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.

(Amsal 3:7)

Ada banyak tokoh villain dalam film yang sebenarnya adalah orang-orang cerdas dan memiliki tujuan mulia. Namun, sayangnya, tujuan mulia itu ditempuh dengan cara yang tidak baik. Misalnya, tokoh Thanos dalam film “Avengers” yang ingin mencegah kerusakan alam semesta, tetapi dengan cara melenyapkan separuh populasi alam semesta. Atau tokoh Bertrand Zobrist dalam film “Inferno” yang percaya bahwa bumi bisa diselamatkan dengan cara memusnahkan separuh penduduk bumi dengan virus yang dinamakan “Inferno”. Ternyata tujuan yang bijak bisa menjadi bencana jika dilakukan dengan cara yang tidak bajik.

Amsal mengingatkan kita untuk tidak menganggap diri bijak (ay. 7) dan hanya bersandar pada pengertian sendiri (ay. 5). Orang yang bijak adalah orang yang bersedia untuk menerima kritikan dan masukan dari orang lain. Yang lebih utama, orang yang bijak adalah mereka yang percaya dan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Jika kita mengandalkan Tuhan, Ia akan meluruskan jalan kita dan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan yang tidak bajik (ay. 6). Allah mau supaya kita tidak hanya bijak, tetapi juga bajik dalam bertindak dan bertutur kata. Semua itu kita miliki jika kita bersandar kepada-Nya.

Di media sosial mungkin kamu sering melihat orang-orang yang merasa dirinya paling benar dan paling bijak. Kolom komentar dipenuhi dengan orang-orang yang merasa paling tahu tentang kebenaran. Namun sayangnya, kebenaran itu disampaikan dengan cara menghakimi dan melukai perasaan orang lain. Mereka ingin memperjuangan kebaikan dan kebenaran dengan cara yang tidak baik. Orang-orang ini menolak masukan dari orang lain dan merasa diri paling benar. Teens, tanpa takut akan Tuhan, pemikiran bijak kita belum tentu menghasikan kebajikan bagi orang lain. Karena itu, percayalah dan takutlah akan Tuhan serta ingat selalu untuk tidak merasa diri kita yang paling bijak.