Mazmur 92:1-4, 12-15

Pada masa tua pun mereka masih berbuah, tetap segar dan bugar,

(Mzm. 92:15)

Sejak kecil, saya sangat senang berkunjung ke rumah nenek, sebab jika sedang musimnya, saya bisa menikmati kelapa muda yang langsung dipetik dari pohonnya. Namun setelah saya dewasa pohon kelapa itu sudah tidak ada lagi. Pohon itu akhirnya ditebang setelah menjadi semakin tua dan tidak lagi bisa berbuah.

Berbeda dengan pohon kelapa di rumah nenek saya yang akhirnya ditebang, pohon dalam Mazmur 92 tidak ditebang meskipun sudah menua. Mengapa? Sebab dikatakan bahwa “Pada masa tua pun mereka masih berbuah, tetap segar dan bugar” (ay. 15). Ada dua pesan yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan oleh pemazmur. Pertama, berbuah atau menjadi berkat adalah panggilan seumur hidup. Kedua, untuk bisa berbuah, orang benar harus melalui proses tertanam dan bertunas.

Youth, kita bisa menjadi berkat melalui perkataan, pemikiran, tenaga, keahlian, waktu, maupun materi. Namun untuk sampai ke tahap itu, kita harus terlebih dahulu tertanam di bait Tuhan, sehingga kita bisa bertunas di pelataran-Nya. Sama seperti benih yang dapat tumbuh di tanah yang subur dan sehat, kita akan tumbuh baik jika tertanam di gereja yang memiliki pengajaran dan komunitas yang sehat. Hingga masa tua pun kita akan terus menghasilkan buah. Bukti bahwa seseorang telah tertanam kuat dapat dilihat dari kesetiaannya pada komunitas, kemauannya menyerap nilai-nilai yang diajarkan, mau terlibat dalam pelayanan, dan tidak gampang berpindah-pindah. Jadi jika kamu ingin berbuah, maka tertanamlah.

1. Bagaimana orang benar dapat berbuah?
2. Buah apa yang ingin kita hasilkan?

Pokok Doa: Tertanam, bertunas dan memberi buah yang baik.