1 Samuel 1:1-18

Jawab Eli, “Pergilah dengan damai. Allah Israel akan memberikan apa yang kauminta kepada-Nya.”
(1 Sam. 1:17)

Nius adalah orang yang cerdas dan pandai. Suatu kali dia ingin membangun bisnis kafe. Dia sudah punya modal yang cukup untuk membangun bisnisnya itu. Setelah ia membuka usaha kafenya, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Dengan kecerdasannya, dia menggunakan cara licik agar kafenya memiliki rating tinggi. Dia menggunakan berita hoaks untuk menurunkan reputasi kafe-kafe lain di sekitarnya, sehingga para pelanggan berpindah ke kafe miliknya. Namun, akhirnya cara itu diketahui oleh pelanggan dan usaha kafe milik Nius bangkrut.

Kecurangan dan keculasan kerapkali membayangi berbagai usaha kita. Itulah juga yang dialami Hana ketika ia ingin sekali memiliki keturunan dalam keluarganya. Ia selalu mendapat cibiran dari Penina, istri kedua Elkana. Hana sempat putus asa dan patah harapan karena setiap usahanya selalu gagal. Sampai suatu kali, Hana berdoa. Dia berdoa agar kelak anak yang Tuhan berikan akan dipersembahkan bagi Tuhan. Doa dan nazarnya bukanlah untuk mencobai Tuhan, melainkan untuk menyerahkan kepada Tuhan. Itulah sebabnya Imam Eli mengatakan bahwa Allah Israel akan memberikannya sesuai permintaannya.

Youth, ketika usaha kita penuh gejolak, ada saja godaan untuk melakukan kecurangan, seperti halnya yang dilakukan Nius. Namun dari sikap Hana, kita diingatkan untuk mendoakan segala usaha kita. Kita berdoa bukan sekadar mengharapkan hasil yang sempurna. Kita berdoa agar segala tindakan kita benar dalam mencapai usaha itu. Kita pun berdoa agar kehendak Tuhan yang terjadi pada usaha kita. Doa itu menguatkan dan meneguhkan usaha kita. Doakan usahamu agar kamu tetap setia dan tekun menjalankannya.

1. Bagaimana sikap Hana ketika dicibir oleh Penina?
2. Apa yang biasanya kamu doakan saat memperjuangkanusaha-usahamu?

Pokok Doa: Mendoakan agar usaha yang dilakukan seturut kehendak Tuhan.