Bacaan: Markus 4:21-25

Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Mungkinkah orang membawa pelita supaya diletakkan di bawah tempayan atau di bawah tempat tidur? Bukankah supaya diletakkan di atas kaki pelita?

(Mrk. 4:21)

 

 

 

Di sebuah desa yang berada di Rote Tengah NTT, aliran listrik belum masuk ke daerah itu. Jadi saat malam hari tiba, di seluruh desa itu hanya ada lampu remang-remang yang menyala untuk menerangi setiap rumah. Lampu-lampu kecil itu menyala karena sumber tenaga listrik dari matahari (PLTS). Malam hari, menjadi malam yang sunyi dan temaram karena nyala lampu yang kecil. Meski tak sebanding dengan nyala lampu listrik, namun cahaya cukup mampu menerangi beberapa sudut rumah. Cahaya itu ditaruh di tempat-tempat penting seperti di dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Ruang tamu biasanya menjadi tempat anak-anak belajar di malam hari dan keluarga berkumpul. Betapa indah cahaya itu, meski remang-remang, tetapi cahayanya begitu berharga.

 

Hal inilah yang dimaksudkan Yesus bahwa firman Tuhan itu bagai cahaya yang menerangi dunia. Cahaya yang menuntun manusia untuk berjalan tanpa tersandung. Cahaya firman Tuhan yang Yesus ajarkan kepada banyak orang bagaikan sinar dari pelita yang ditaruh di kaki dian. Firman Tuhan itulah yang menerangi dan menuntun jalan hidup manusia. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa mereka harus mendengar firman Tuhan. Agar firman Tuhan itu nyata terlihat dalam diri murid-murid Kristus. Marilah menjadi murid-murid Kristus yang hidupnya diterangi oleh kebenaran sabda Tuhan. Sabda-Nya adalah kompas kehidupan yang menunjukkan arah perjalanan kita kepada-Nya.

 

 

DOA:

Ya Allah, betapa kami bersyukur atas firman-Mu yang menerangi hidup dan hati kami. Berilah kami kepekaan untuk terus mendengar firman-Mu yang menuntun kehidupan kami. Kiranya kehadiran kami di dunia menjadi pelaku firman-Mu. Amin.