Bacaan: Keluaran 25:1-22

Kamu harus memungut persembahan khusus bagi-Ku dari setiap orang yang tergerak hatinya.

(Kel. 25: 2b)

Ada seorang nenek yang hidup di sebuah panti wredha. Setiap Minggu di panti itu diadakan ibadah Minggu oleh sebuah gereja. Dalam sebuah pelayanan di ibadah minggu hari itu, ada seorang kolektan yang mendatangi nenek tersebut. Sang kolektan ini ternyata sudah beberapa kali melayani di panti tersebut. Ia bertanya kepada sang nenek bahwa mengapa setiap kali nenek itu memberi persembahan, maka nenek itu selalu mempersembahkan dengan senyuman yang begitu sumringah. Ada apakah gerangan senyuman nenek itu? Mendengar pertanyaan itu, sang nenek menjawab dengan mantap. Nenek itu menjawab bahwa ia tersenyum karena ia mempersembahkan kepada Tuhan apa yang ia punyai dengan segenap hati. Nenek itu percaya bahwa Tuhan menyenangi hatinya yang digerakkan dengan sukacita untuk mempersembahkan persembahan kepada-Nya.

Inilah yang diinginkan Allah melalui firman-Nya kepada Musa tentang bagaimana seharusnya bangsa Israel mempersiapkan semua persembahan kepada Tuhan. Sebelum semua peraturan soal apa saja persembahan yang harus dipersembahkan dan bagaimana cara mempersembahkan, Tuhan mengingatkan sebuah hal yang penting. Yaitu: semua persembahan harus dipersembahkan dengan hati yang digerakkan dengan sukacita dan rela hati bagi Tuhan. Marilah kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang terbaik!

DOA:

Ya Allah kiranya Dikau menerima seluruh bentuk persembahan hidup kami. Kami haturkan seluruhnya dengan ketulusan hati untuk menyenangkan-Mu. Kiranya Engkau berkenan menerima dan nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.