1  Samuel 3:1-4:1a

Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah… Samuel menjawab, “Berfirmanlah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

(1 Samuel 3:10)

Pernahkah kamu menanam benih menggunakan berbagai media tanam? Misalnya, kamu menanam biji kacang hijau menggunakan media tanam kapas, tanah, ataupun rock-wool. Perbedaan media tanam akan menghasilkan perbedaan pada pertumbuhan karena adanya perbedaan daya serap nutrisi. Sama seperti benih yang membutuhkan nutrisi untuk terus bertumbuh, setiap pemimpin pun membutuhkan energi dari Sang Sumber Hidup.

Kisah pembentukan kepemimpinan Samuel sebagai nabi Tuhan sekaligus pemimpin spiritual umat Israel dapat memberi kita inspirasi. Pada awalnya, Samuel adalah seorang anak yang tidak terlalu mengenal Tuhan karena jarangnya kehadiran firman Tuhan di tengah bangsa Israel. Namum, justru di tengah situasi seperti itulah Tuhan membentuk Samuel menjadi pemimpin yang cemerlang. Firman Tuhan yang hadir kepadanya, atas bimbingan yang tepat dari Imam Eli pun disambut oleh Samuel sehingga ia memiliki relasi yang intim dengan Tuhan. Kedekatan hubungan antara Samuel dengan Tuhan itulah yang membentuk kualitas kepemimpinan Samuel sebagai pelayan Tuhan yang memberi dampak besar.

Teens, kisah Samuel dalam teks Alkitab hari ini telah menunjukkan bahwa kualitas relasi yang intim dengan Tuhan akan berbanding lurus dengan kualitas kepemimpinan dari seorang pengikut Tuhan. Samuel, yang awalnya belum terlalu mengenal Tuhan dan masih sangat muda, dapat bertumbuh menjadi pemimpin umat dengan dampak dan peranan yang sangat signifikan. Kedekatan seorang pemimpin dengan Tuhan akan memengaruhi cara ia menjalankan perannya. Kedisiplinan imannya kepada Tuhan juga akan mewujud dalam cara pandang dan setiap keputusan kepemimpinan yang ia ambil. Inilah bentuk dari integritas iman dan kepemimpinan dari seorang pemimpin yang takut akan Tuhan.